Kamis, 26 Maret 2009

LEUKEMIA LIMFOSIT AKUT

1. Definisi

Leukemia Limfosit Akut adalah kanker jaringan yang menghasilkan leukosit (Betz dan Sowden, 2002). Leukemia merupakan penyakit akibat proliferasi patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakibat fatal (IKA FKUI, 2000). Menurut Wong (2005) leukemia adalah keganasan pada sumsum tulang dan sistem limfatik. Pada leukemia ada gangguan dalam pengaturan sel leukosit. Leukosit dalam darah berploriferasi secara tidak teratur, tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi tidak normal. Leukemia limfosit akut merupaka proliferasi ganas dari limfoblas. Dimana limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer dan mengganggu pertumbuhan sel normal ( Brunner and Suddart, 2000).

2. Etiologi

Penyebab leukemia belum diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa penyebab leukemia antara lain :

1. Faktor lingkungan

Paparan inuteri dan pasca natal terhadap pestisida dan produk minyak bumi.

2. Faktor genetik

Dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot.

3. Paparan bidang elektromagnetik

Studi terbaru menunjukkan peningkatan dua kali diantara anak yang tinggal di daerah jalur listrik tegangan tinggi.

4. Riwayat penyakit yang berkaitan dengan hematopoitik (hodkin, mieloma multipel, polisitemiavera)

5. Faktor lain

Sinar X, sinar radio aktif, bahan kimia (Benzon, arsen, preparat sulfat, infeksi (virus atau bakteri).

3. Patofisiologi

Leukimia meruapakan proliferasi tidak terbatas dari sel darah putih yang immatur pada jaringan pembentuk darah atau sum sum tulang menghasilkan sekelompok sel-sel yang abnormal menggantikan elemen sum sum tulang normal. Selain itu, sel-sel ini juga menghambat semua sel lain (sel non leukemik) di sumsum tulang untuk berkembang menjadi normal. Hal ini dapat menurunkan kadar sel sel non leukemik di dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala umum pada leukemia. Manifestasi klinis yang timbul merupakan akibat infiltrasi ke dalam rongga tubuh seperti hati, limfa, dan nodus limfatikus dan infasi organ non hematologis seperti meningen, gastrointestinal, ginjal & kulit.

4. Klasifikasi

Klasifikasi leukemia pada anak penting untuk memahami patofisiologi penyakit dan metode terapi yang spesifik. Secara umum, leukemia pada anak dapat diklasifikasikan sebagai:

a. Akut : menunjukkan proliferasi maligna dari sel immatur (yaitu: blastik).

b. Kronik: proliferasi yang melibatkan sel yang lebih matur (yaitu: berdiferensiasi)

c. Kongenital: leukemia yang terdiagnosis dalam 4 minggu pertama kehidupan bayi.

Tidak seperti pada orang dewasa, leukemia pada anak biasanya adalah jenis akut dan limfoblastik. Leukimia limfositik atau Limfoblastik Akut (LLA) meliputi kira-kira 80% leukemia akut pada anak dan sisanya adalah Leukimia Mieloid akut (LMA)

Klasifkasi Leukimia berdasarkan morfologik sel, terdapat 5 golongan besar leukemia sesuai dengan 5 macam system hemopoetik dalam sumsum tulang,ntara lain:

a. Leukimia sistem eritropoetik

b. Leukimia sistem granulopoetik

c. Leukimia sistem trombopoetik

d. Leukimia sistem limfopoetik

e. Leukimia RES (Retikuloendoteliosis)

Klasifikasi Leukimia Akut menurut ciri morfologis berdasarkan pulasan sumsum tulang dengan zat warna Romanovsky, sifat pewarnaan sitokimia sel sumsum tulang muda (blast),antara lain:

a. L1 : blas kecil dengan sitoplasma sedikit

(sebanyak 80% kasus)

b. L2 : blas yang lebih besar dengan banyak sitoplasma, membran inti irregular dan nukleus menonjol (sebanyak 17%)

c. L3 : Sitoplasma basofilik dengan vakuolisasi ( sebanyak 3%)

5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium

· Pada hapusan darah tepi didapatkan sel blas, dikategorikan resiko tinggi bila jumlah leukosit > 50.000

· Darah lengkap : anemia, trombositopenia, kelainan jumlah hitung jenis leukosit.

· Sum sum tulang : adanya penggantian dari sebagian ataupun keseluruhan sum sum tulang oleh sel-sel leukemia.

b. Aspirasi cairan serebrospinal/fungsi lumbal

Untuk mengetahui adanya leukemia SSP.

c. Radiografi dada dan tulang.

Radiografi dada diperlukan untuk menentukan apakah ada masa mediastinum. Radiografi tulang berupa pita radio lusen pada jukta epifeseal tulang panjang.

6. Penatalaksanaan.

Penanganan leukemia meliputi kuratif dan suportif

a. Penanganan Suportif

Merupakan pengobatan penyakit lain yang menyertai leukemia dan pengobatan komplikasi yang antara lain dapat berupa pemberian transfusi darah/trombosit, pemberian anti bodi, pemberian obat untuk meningkatkan granulosit, obat anti jamur, pemberian nutrisi yang baik dan pendekatan aspek psikososial.

b. Penanganan kuratif

Terapi kuratif/spesifik bertujuan untuk menyembuhkan leukemianya berupa kemoterapi yang meliputi induksi remisi, intensifikasi, profilaksis SSP dan rumatan.

· Transfusi darah biasanya diberikan bila Hb<6,9>

Pada trombositopeni yang berat dan perdarahan masif dapat diberikan transfusi trombosit.

· Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason, dll)

Setelah dicapai remisi, dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.

· Sitostatika

(MTX/6 merkaptopurin, metotreksan, vinkristin, rubidomisin)

Umumnya sitostatika dikombinasi dengan prednison.Pada pemberian obat ini sering terjadi efek samping berupa alopesia/botak, leukopenia, infeksi sekunder.

· Menghindari infeksi sekunder.

Cara pengobatan

a. Terapi Induksi

Berlangsung 4-6 minggu dengan dasar 3-4 obat yang berbeda (deksametason, vincristin, L-asparaginase, dan atau antrasiklin)

b. Konsolidasi

Bertujuan agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.

c. Terapi rumit

Untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama, menggunakan obat merkaptopurin setiap hari dan metotreksat sekali seminggu secara oral dengan sitostatika lain selama perawatan di tahun pertama. Lamanya terapi rumat 2-2,5 tahun.

d. Reinduksi

Untuk mencegah relaps, dilakukan setiap 3-6 bulan dengan pemberian obat-obatan seperti pada induksi selama 10-14 hari.

e. Transplantasi sum sum tulang

Khususnya bagi anak-anak dengan leukemia sel T yang relap

7. Prognosis

Pasien dapat digolongkan ke dalam resiko biasa dan resiko tinggi

a. Jumlah leukosit awal, yaitu pada saat diagnostik ditegakkan merupakan prognosis yang bermakna. Pasien dengan jumlah leukosit > 50.000 untuk mempunyai prognosis yang buruk.

b. Umur pasien

Pasien dengan umur di bawah 18 bulan atau diatas 10 tahun mempunyai prognosis lebih buruk, dibandingkan dengan pasien di antara umur itu.

c. Fenotype imunologis (imunofenotip) dari limfoblas saat diagnosis juga mempunyai nilai diagnostik.

d. Perempuan lebih baik prognosisnya daripada anak laki-laki

8. Penghentian pengobatan

Setelah pengobatan rumatan selama 2 tahun , kemoterapi dapat dihentikan bila selama itu penderita tidak pernah kambuh penyakitnya. Bila setelah itu penderita tetap dalam keadaan remisi selama 4-5 tahun maka anak dapat dinyatakan sembuh.

Tidak selalu pengobatan berhasil memuaskan, karena dalam tahap pengobatan rumatan atau setelah terapi dihentikan leukimia dapat kambuh (relaps). Bila hal ini terjadi maka pengobatan harus dimulai lagi dari awal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cliniquesehatku, blog baru neh...
Mohon masukan dari teman-teman pembaca demi berkembangnya ilmu pengetahuan kesehatan.

Salam sehat...